Tahukah kamu, kualitas batubara dapat mempengaruhi proses pembakaran, baik di industri energi maupun di berbagai sektor lainnya yang mengandalkan batubara sebagai sumber bahan bakar. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas batubara adalah kadar air atau moisture yang terkandung di dalamnya. Kadar moisture yang tinggi dapat mempengaruhi efisiensi pembakaran dan menghasilkan dampak negatif pada lingkungan. Simak penjelasannya pada artikel ini.
Moisture dalam batubara adalah total kandungan air yang terdapat dalam batubara tersebut. Kandungan air ini mempengaruhi kinerja batubara saat dibakar, karena air tersebut akan menyerap sebagian besar energi panas yang dihasilkan selama proses pembakaran. Terdapat dua jenis moisture dalam batubara, yaitu: Moisture Bawaan (Inherent Moisture), air yang terkandung dalam struktur batubara dan tidak dapat dipisahkan meskipun batubara telah melalui proses pengeringan. Serta Moisture Bebas (Free Moisture), Air yang berada di luar struktur batubara, seperti air yang ada pada permukaan butiran batubara dan lebih mudah untuk dihilangkan.
Kualitas batubara sangat menentukan efisiensi proses pembakaran serta tingkat emisi yang dihasilkan dalam sistem pembangkit listrik maupun industri lainnya. Salah satu faktor krusial yang sering diabaikan adalah kadar kelembaban atau moisture dalam batubara. Kadar moisture yang tinggi tidak hanya menurunkan nilai kalor batubara, tetapi juga mempengaruhi stabilitas pembakaran dan meningkatkan emisi gas buang yang merugikan lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana dampak moisture tinggi dalam batubara dapat memengaruhi proses pembakaran serta kontribusinya terhadap polusi udara.
Batubara dengan kadar moisture tinggi memiliki nilai kalor yang lebih rendah. Air yang terkandung dalam batubara menyerap energi panas yang seharusnya digunakan untuk proses pembakaran. Akibatnya, lebih banyak batubara yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah energi yang sama, yang berimbas pada peningkatan biaya.
Dengan kandungan air yang tinggi, pembakaran batubara membutuhkan lebih banyak energi untuk menguapkan air tersebut sebelum batubara dapat terbakar dengan baik. Ini akan mengurangi efisiensi keseluruhan pembakaran.
Karena kandungan air yang harus diuapkan sebelum pembakaran dapat terjadi dengan sempurna, proses pembakaran menjadi lebih lama dan kurang efisien. Pembakaran yang tidak sempurna dapat menyebabkan sisa-sisa bahan bakar yang tidak terbakar sepenuhnya.
Batubara yang memiliki kadar moisture tinggi akan menghasilkan lebih banyak uap air selama pembakaran. Uap air ini berkontribusi pada pembentukan asap yang lebih banyak dan menyebabkan proses pembakaran menjadi lebih kotor.
Pembakaran yang tidak sempurna karena kadar moisture tinggi dapat menghasilkan lebih banyak emisi berbahaya, seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), dan partikulat. Emisi ini berpotensi mencemari udara dan menyebabkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
Asap yang lebih banyak dan emisi yang tinggi berkontribusi pada polusi udara, yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan, iritasi mata, dan berbagai masalah kesehatan lainnya. Pencemaran udara juga dapat memperburuk kualitas hidup di sekitar area pembakaran.
Untuk mengatasi masalah kadar moisture yang tinggi dalam batubara, beberapa langkah dapat diambil untuk mengurangi kadar air dan meningkatkan efisiensi pembakaran:
Penyimpanan batubara di tempat yang kering dan terlindung dari kelembapan sangat penting untuk mencegah penyerapan air. Gunakan tempat penyimpanan yang dapat melindungi batubara dari hujan dan kelembapan udara yang tinggi.
Sebelum digunakan dalam pembakaran, batubara dengan kadar moisture tinggi dapat dikeringkan melalui berbagai metode pengeringan. Pengeringan ini bertujuan untuk menghilangkan sebagian besar kandungan air, sehingga batubara lebih efisien dalam proses pembakaran.
Greencoal MR-Series adalah sebuah produk chemical ramah lingkungan yang diformulasikan khusus untuk mengurangi total moisture dalam batubara. Dengan kemampuannya mengikat molekul air yang tersembunyi di dalam pori-pori batubara dan menguapkannya ke udara, Greencoal MR-Series memberikan dampak langsung terhadap peningkatan nilai kalor batubara. Hasilnya, efisiensi pembakaran pun meningkat secara signifikan, konsumsi bahan bakar menjadi lebih optimal, serta emisi yang dihasilkan dapat ditekan.
Penggunaan Greencoal MR-Series juga memberikan berbagai manfaat tambahan seperti meningkatkan nilai jual batubara, larut sempurna dalam air sehingga mudah diaplikasikan, serta sangat ekonomis dan praktis digunakan di lapangan. Bagi industri yang mengutamakan performa tinggi dan keberlanjutan lingkungan, Greencoal MR-Series adalah solusi cerdas yang menyatukan efisiensi operasional dengan kepedulian ekologis.
Jika anda tertarik untuk informasi mengenai produk GREENCOAL MR-Series atau produk-produk lainnya dari PT Green Chemicals Indonesia, kami siap membantu memberikan layanan dan solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan menyediakan produk berkualitas tinggi. Hubungi kami melalui Whatsapp atau email ke marketing@greenchem.co.id.
Pengolahan air keruh merupakan proses penting yang bertujuan untuk menghilangkan kekeruhan dan kontaminan dari air mentah, sehingga menjadi air bersih yang layak digunakan untuk keperluan rumah tangga, industri, maupun lingkungan. Proses ini dilakukan melalui beberapa tahapan yang saling mendukung, baik secara fisik maupun kimiawi. Berikut adalah alur dan penjelasan dari tiap tahap pengolahan air keruh.
Proses ini merupakan tahap awal di mana air diambil dari sumber seperti sungai, danau, atau waduk. Air ini masih mengandung berbagai kontaminan seperti lumpur, pasir, bahan organik, dan mikroorganisme. Intake biasanya dilengkapi dengan saringan kasar untuk menyaring benda-benda besar seperti ranting atau sampah plastik.
Screening adalah proses penyaringan awal menggunakan bar screen atau screen mekanis untuk menghilangkan partikel besar yang tidak diinginkan seperti daun, batu, dan sampah lainnya. Tujuannya adalah untuk mencegah kerusakan pada peralatan proses selanjutnya.
Pada tahap ini, bahan kimia koagulan ditambahkan ke air. Koagulan membantu mengikat partikel halus (koloid) yang tidak bisa mengendap sendiri. Reaksi kimia ini menyebabkan partikel halus saling menempel dan membentuk partikel yang lebih besar (flok).
Proses ini melanjutkan koagulasi dengan menciptakan kondisi pengadukan lambat agar flok-flok kecil bergabung menjadi flok yang lebih besar dan berat. Ini memudahkan proses pengendapan di tahap berikutnya. Pengadukan dilakukan secara perlahan agar flok tidak hancur.
Air mengalir ke bak sedimentasi (clarifier), di mana flok-flok besar hasil flokulasi akan mengendap ke dasar tangki karena beratnya. Endapan ini disebut lumpur atau sludge, dan akan dibuang secara berkala. Air di bagian atas yang sudah lebih jernih akan melanjutkan ke proses berikutnya.
Air yang telah melalui sedimentasi disaring melalui media filter seperti pasir, kerikil, atau karbon aktif. Proses ini menghilangkan sisa-sisa partikel halus dan kotoran mikro yang belum terangkat di tahap sebelumnya. Filtrasi juga dapat membantu mengurangi bau dan rasa yang tidak sedap.
Tahap disinfeksi bertujuan untuk membunuh mikroorganisme patogen (bakteri, virus, protozoa). Zat yang umum digunakan adalah klorin, ozon, atau sinar UV. Proses ini sangat penting agar air aman dikonsumsi manusia.
Setelah didisinfeksi, air disimpan di reservoir atau bak penampung sebelum didistribusikan ke masyarakat atau industri. Sistem distribusi biasanya mencakup jaringan pipa dan pompa yang menjaga tekanan dan kelancaran aliran ke seluruh titik pengguna.
Proses pengolahan air keruh yang dijelaskan di atas merupakan salah satu metode standar yang umum digunakan dalam pengolahan air baku menjadi air bersih. Namun, tidak semua instalasi pengolahan air menggunakan seluruh tahapan ini secara lengkap. Pemilihan proses sangat bergantung pada beberapa faktor, antara lain:
Sebagai contoh, di daerah dengan air baku yang sudah relatif jernih, mungkin hanya diperlukan proses filtrasi dan disinfeksi. Sementara di industri tertentu, mungkin dibutuhkan tahapan tambahan seperti pengolahan kimia lanjut atau desalinasi. Sebelum menentukan proses pengolahan yang paling sesuai perlu dilakukan analisis kualitas air baku terlebih dulu. Setiap sistem pengolahan harus dirancang agar efisien, aman, dan sesuai dengan kebutuhan pengguna serta kondisi lokal.
Jika kamu mengalami kendala dalam sistem water treatment di industri, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui Whatsapp atau email ke marketing@greenchem.co.id. PT Green Chemicals Indonesia menyediakan berbagai produk water treatment yang dapat diaplikasikan di beragam sektor industri. Beberapa produk unggulan kami meliputi: metal removal agent, water clarifier, solidification polymer, biocide, defoamer, scale inhibitor, sistem reverse osmosis (RO), boiler treatment system, dan masih banyak lagi.
Dalam industri pengolahan air, memahami karakteristik kimia air sangat krusial untuk menjamin kualitas, efisiensi, dan keamanan proses. Salah satu parameter paling penting adalah pH, yaitu ukuran keasaman atau kebasaan suatu larutan. Nilai pH yang tidak sesuai dapat berdampak langsung pada kinerja sistem pengolahan air, mulai dari efektivitas disinfeksi hingga risiko korosi pada peralatan. Artikel ini mengupas secara komprehensif mengenai pengertian pH, pentingnya dalam konteks water treatment, serta metode pengukuran pH yang tepat dan akurat.
pH (potensial hidrogen) adalah ukuran logaritmik dari konsentrasi ion hidrogen (H⁺) dalam suatu larutan. Nilai pH dihitung dengan rumus:
Dengan skala antara 0 hingga 14:
pH < 7: Larutan bersifat asam (misalnya cuka, air limbah industri tertentu)
pH = 7: Netral (misalnya air murni)
pH > 7: Basa atau alkali (misalnya air sabun, larutan amonia)
Skala ini bersifat logaritmik, artinya setiap perubahan satu angka menunjukkan perubahan konsentrasi ion H⁺ sebanyak sepuluh kali lipat. pH sangat memengaruhi reaksi kimia yang terjadi dalam air, termasuk reaksi yang digunakan dalam proses pengolahan.
Dalam pengolahan air, pH bukan sekadar angka—ia menentukan apakah air layak digunakan, aman dikonsumsi, dan tidak merusak sistem.
Beberapa proses dalam water treatment sangat sensitif terhadap pH:
• Koagulasi dan flokulasi: Bahan kimia seperti koagulan dan flokulan bekerja optimal dalam rentang pH tertentu.
• Disinfeksi: Efektivitas klorin sebagai disinfektan menurun tajam pada pH tinggi (>8), karena terbentuk senyawa yang kurang aktif seperti hipoklorit.
• Air dengan pH rendah (asam) bersifat korosif terhadap pipa logam, menyebabkan kerusakan dan potensi kontaminasi logam berat.
• pH tinggi dapat menyebabkan presipitasi mineral (kalsium, magnesium), membentuk kerak (scaling) yang menghambat aliran dan efisiensi alat.
Regulasi nasional (seperti SNI 01-3553-2006 untuk air minum) dan standar internasional (WHO) menetapkan rentang pH yang diperbolehkan dalam air minum dan limbah. Pelanggaran terhadap standar ini dapat berakibat pada sanksi hukum dan dampak lingkungan.
• pH Meter Digital. Alat elektronik dengan elektroda gelas yang mengukur potensi listrik antara larutan dan elektroda referensi. Keunggulannya adalah akurasi tinggi (±0.01), cocok untuk laboratorium maupun industri.
• Kertas Lakmus atau Indikator Cair. Merupakan metode visual dengan perubahan warna, lebih praktis namun kurang akurat (akurasi ±1). Cocok untuk pemeriksaan cepat di lapangan.
• Menggunakan alat yang tidak dikalibrasi
• Menyentuh sensor dengan tangan atau alat tidak steril
• Mengabaikan suhu larutan (karena pH bersifat sensitif terhadap suhu)
• Penyimpanan elektroda dalam kondisi kering
Menjaga pH tetap dalam rentang ideal penting untuk kelangsungan sistem:
• Dosing otomatis bahan kimia penyesuai pH
• Pemantauan berkelanjutan
• Penggunaan buffer kimia
pH merupakan parameter vital dalam pengolahan air yang berperan dalam efektivitas proses, perlindungan peralatan, dan kepatuhan terhadap standar kualitas. Pengukuran pH yang akurat dan pengendalian yang konsisten menjadi fondasi penting dalam menjaga mutu dan keberlanjutan sistem water treatment. Investasi pada alat ukur yang andal dan pelatihan teknisi yang memadai adalah langkah strategis yang tak bisa diabaikan. Jika Anda memiliki kebutuhan konsultasi terkait permasalahan water treatment, silakan hubungi kami melalui WhatsApp atau email di marketing@greenchem.co.id.
Sebagai bangsa yang kaya akan sumber daya dan potensi industri, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan produk dalam negeri yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Di tengah upaya pemerintah untuk meningkatkan kemandirian industri nasional, penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) menjadi langkah strategis yang mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis lokal. PT Green Chemicals Indonesia (Greenchem) menyadari peran penting tersebut dan berkomitmen kuat untuk terus mendukung penggunaan komponen dalam negeri melalui sertifikasi TKDN.
TKDN, atau Tingkat Komponen Dalam Negeri, adalah persentase komponen produksi suatu barang atau jasa yang berasal dari Indonesia. Sertifikasi TKDN menjadi salah satu bentuk pengakuan resmi dari pemerintah atas komitmen perusahaan dalam menggunakan bahan baku, tenaga kerja, dan proses produksi lokal. Kebijakan ini tertuang dalam berbagai regulasi, salah satunya adalah Peraturan Menteri Perindustrian yang mewajibkan TKDN dalam proyek-proyek pengadaan pemerintah dan sektor strategis lainnya.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang specialty chemicals, Greenchem memproduksi bahan kimia khusus untuk water treatment dan maintenance di berbagai sektor seperti pertambangan, minyak dan gas, pengolahan limbah, serta industri lainnya. Mengutamakan TKDN adalah bentuk nyata kontribusi kami terhadap industri lokal dengan beberapa alasan utama:
Dalam memperoleh sertifikasi TKDN, Greenchem menjalani serangkaian proses administratif dan teknis yang melibatkan evaluasi komponen lokal dalam produk kami. Kami bekerja sama dengan lembaga sertifikasi resmi di bawah pengawasan Kementerian Perindustrian. Proses ini mencakup audit pabrik, penilaian bahan baku, dan perhitungan nilai TKDN secara rinci. Meskipun terdapat tantangan seperti penyesuaian rantai pasok dan verifikasi dokumen teknis, kami berhasil menyelesaikan proses tersebut dengan komitmen tinggi terhadap transparansi dan kualitas.
Sertifikasi TKDN tidak hanya menjadi pencapaian administratif, namun juga menghadirkan berbagai manfaat strategis:
Greenchem berkomitmen untuk terus meningkatkan peran serta dalam pembangunan industri nasional melalui pemanfaatan produk dan sumber daya lokal secara berkelanjutan. Komitmen ini kami wujudkan melalui riset dan pengembangan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar dalam negeri, serta melibatkan tenaga ahli lokal untuk menciptakan formulasi yang relevan dan kompetitif. Selain itu, kami terus berinvestasi dalam peningkatan kapasitas produksi di fasilitas dalam negeri guna memastikan ketersediaan produk berbasis komponen lokal yang berkualitas tinggi. Kami juga menjalin kemitraan strategis dengan berbagai pemasok lokal sebagai bagian dari upaya membangun ekosistem industri kimia nasional yang kuat dan berdaya saing. Langkah-langkah ini adalah bentuk tanggung jawab kami untuk mendukung kemandirian industri serta menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan bagi Indonesia.
Sertifikasi TKDN adalah bentuk nyata dari komitmen Greenchem terhadap produk lokal, industri nasional, dan pembangunan ekonomi Indonesia. Kami percaya bahwa dengan terus mendukung penggunaan komponen dalam negeri, kami tidak hanya memenuhi standar industri, tetapi juga turut andil dalam menciptakan masa depan yang lebih mandiri dan berkelanjutan bagi bangsa.
Informasi mengenai nilai TKDN produk kami dapat Anda periksa melalui situs resmi TKDN Kementerian Perindustrian di https://tkdn.kemenperin.go.id/. Silakan pilih kategori 'Perusahaan' dan cari 'PT Green Chemicals Indonesia'. Untuk informasi lebih lanjut mengenai produk dan layanan kami, silakan hubungi kami melalui WhatsAppatau email ke marketing@greenchem.co.id.